Ghazi-state - Bus lovers, pasar bus di Tanah Air masih membukukan angka penjualan positif di tengah kondisi perekonomian yang lesu saat ini. PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) misalnya, selama bulan Agustus 2015 lalu membukukan penjualan 289 unit, atau meraih 95 persen pangsa pasar dari total bus yang terjual selama bulan tersebut.
Sementara, sepanjang Januari-Agustus 2015, HMSI membukukan total penjualan sebanyak 1.234 unit dan menjadikan Hino sebagai pemimpin pasar dengan total market share 83 persen. “Di kategori Bus, Hino tetap tak tergoyahkan dengan meraih market share 83 persen atau sebanyak 1.234 unit dari pasar sebesar 1.486.
(selama Januari-Agustus 2015),” kata Santiko Wardoyo, Sales & Promotion Director PT HMSI, dalam perbincangan dengan kami di kawasan Tebet, Jakarta Selatan Selasa (22/9/2015).
Santiko menjelaskan, kontributor penjualan terbesar bus Hino adalah bus varian mesin belakang R260, disusul varian lainnya seperti bus bermesin depan Hino A215. Menurut Santiko, penjualan varian bus Hino R260 sangat dominan lantaran banyak dibeli oleh operator bus pariwisata dan antarkota untuk penambahan armada maupun peremajaan armada lama. Sementara, dibandingkan varian R260, persentase penjualan bus mesin depan A215 masih terbilang kecil. Namun, Santiko enggan menyebutkan berapa persentasenya. Hino saat ini menjadi satu-satunya pabrikan yang masih memasarkan bus besar bermesin depan. Khusus untuk penjualan bus bermesin belakang RN285 yang menggunakan suspensi udara, kontribusinyab terhadap total penjualan bus Hino masih relatif kecil.
Hino sendiri saat ini sangat diuntungkan oleh pembelian bus R260 besar-besaran oleh Pemerintah RI sebanyak 1.000 unit untuk memenuhi kebutuhan Bus Rapid Transit (BRT), sebuah program yang dirancang Kementerian Perhubungan dan sudah diresmikan Juli 2015 lalu di Karoseri Laksana di Ungaran, Jawa Tengah. Kemenhub membeli 1.000 unit bus Hino R 260 melalui e-catalog dengan nilai total Rp 1,17 triliun dari pagu anggaran sebesar Rp 1,4 triliun.
Bus-bus tersebut sebagian kecil sudah selesai diproduksi. Seluruhnya akan didistribusikan ke 33 provinsi di Indonesia sebagai bentuk kompensasi penghapusan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) dan penyediaan alat transportasi massal yang lebih layak bagi masyarakat.
Lima dealer bus Hino bertindak sebagai penyuplai 1.000 unit bus R 260 tersebut. Yakni, PT Duta Cemerlang Motor sebanyak 350 unit, PT Daya Guna Motor Indonesia (300 unit), PT Armindo Perkasa (150 unit), PT Citra Kokoh Mobil Nasional (100 unit), dan PT Indosentosa Trada (100 unit). Untuk penggarapannya, Kemenhub mempercayakan kepada Karoseri Laksana, Ungaran sebanyak 350 unit, Karoseri Trisakti, Magelang (100 unit), Karoseri Rahayu Santosa, Bogor (200 unit), Karoseri Restu Ibu, Bogor (50 unit), Karoseri Tentrem, Malang (100 unit), Karoseri New Armada, Magelang (150 unit) dan Karoseri Piala Mas, Malang sebanyak 50 unit.(hit)